Pelajaran Hidup Dari Ferdy Sambo
Manusia itu mulia karena dia punya akal orang yang berakal berarti orang yang bisa belajar atau mengambil sebuah hikmah dari segala hal yang sudah terjadi. Ada sebuah pepatah orang bodoh adalah orang yang jatuh dilubang yang sama dan tidak bisa belajar dari kesalahannya, orang yang pintar belajar dari kesalahannya sendiri dan orang cerdas belajar dari pengalaman orang lain.
Belakangan kita dikejutkan dengan kasus polisi tembak polisi yang sangat menyita perhatian berbagai macam media bahkan orang terpenting di negara kita presiden joko widodo sampai ikut berkomentar dan memberikan arahan terhadap kasus ini. Dia adalah Ferdy Sambo tersangka dan aktor utama dari kasus pembunuhan brigadir nofriansyah yosua hutabarat atau yang lebih kita kenal dengan Brigadir J.
Baca Juga: Kemana Setelah Lulus Kuliah?
Tentu kematian Brigadir J adalah duka untuk kita semua terutama bagi keluarga dan kerabat mendiang tapi bagaimanapun yang terjadi sudah terjadi yang bisa kita lakukan adalah mengambil pelajaran dari kasus ini.
Ibarat sebuah roda yang berputar ada waktu dimana sebuah sisi akan berada di atas dan kemudian ada waktu dimana sisi itu akan meluncur kebawah dan persis seperti itulah kehidupan hampir seluruh cerita dan drama hidup yang kita tonton adalah tentang dua skenario.
Yang pertama adalah cerita bahagia tentang bagaimana seorang yang bekerja keras berjuang dari titik bawah sampai pada puncak kesuksesan dan skenario yang kedua adalah cerita sedih tentang kisah hidup seseorang yang jatuh dari titik puncaknya sampai pada titik terendah dalam hidupnya.
Sebelum terjadinya kasus kematian pria j siapapun tentu dia akan menyangka irjen Ferdy Sambo seorang jenderal polisi bintang dua yang pada saat itu sedang berada pada puncak karirnya akan jatuh dan terpuruk seperti saat ini dan itu terjadi hanya dalam hitungan yang sangat singkat.
Baca Juga: Pada Sebuah Titik Jenuhku
Awal juli tahun 2022 Ferdy Sambo masih menduduki jabatan mentereng dan strategis sebagai kadiv propam polri namun satu setengah bulan kemudian keadaan berubah 180 derajat.
Ferdy Sambo kehilangan jabatannya bahkan menjadi seorang pesakitan roda kehidupan Ferdy Sambo tidak lagi di atas dia telah ditetapkan menjadi tersangka jabatannya dicopot menjadi pesakitan di dalam penjara dan bahkan mungkin menjadi orang yang paling ketakutan karena bisa saja dia dijatuhi hukuman mati.
Seperti itulah kejayaan dan keruntuhan itu akan dipergilirkan tidak ada yang abadi tidak ada seorang yang akan terus menerus menang atau piang akan terus-menerus kalah karena roda selalu berputar.
Baca Juga: Kebiasaan Kecil Yang Merubah Hidup
Hidup dan semua yang ada di dalamnya itu fana sementara dan tidak kekal jabatan pangkat pengaruh ketenaran kekayaan bisa hilang seketika keberhasilan dan kegagalan, untung dan rugi, kemasyhuran dan nama buruk, pujian dan celaan semuanya silih berganti mencengkeram kehidupan manusia.
Ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan terkadang banyak orang merasa diatas angin merasa bahwa apa yang ada di dalam dirinya akan kekal dengan semua kebesarannya dia merasa tidak akan mungkin hancur padahal dunia ini sifatnya sementara. Ferdy Sambo menjadi bukti jabatan pangkat tinggi kekuasaan pengaruh yang dia miliki telah hancur dan hilang dalam waktu yang sekejap yang terhormat menjadi terhina yang kuat menjadi tak berkutik.
Meski ferdi telah merencanakan kejahatan dengan baik dan matang tapi hari ini kita melihat bahwa kebenaran telah terungkap tidak ada kejahatan yang sempurna setiap kejahatan pasti akan meninggalkan jejak meskipun sang pelaku sudah merencanakan sedetail dan sebaik mungkin.
Baca Juga: Alasan Kenapa PNS Bukan Lagi Profesi Idaman
Seperti kata pepatah sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai pasti baunya akan tercium juga. Ferdi mungkin merasa dengan jabatannya kekayaannya dan pengaruhnya dia merasa akan bisa mengendalikan kasus ini agar tidak terungkap.
Mulai dari cerita fiktif dua polisi yang saling tembak menembak, cerita pelecehan seksual, perusahaan barang bukti berupa rekaman cctv, menyogok penegak hukum, hingga keterlibatan sejumlah 31 anggota polisi. Sedemikian besar usaha yang dilakukan Ferdy Sambo agar kasus ini tidak terungkap tapi pada akhirnya kebenaran terungkap juga .
Hampir semua cerita keterpurukan dan kejatuhan seseorang pada mulanya adalah tentang cerita sebuah kesombongan. Kita bisa membuka sejarah terdahulu firaun namrud, kan’an, karun semua adalah cerita pedih yang dimulai dari sebuah kesombongan dan bisa dipastikan dia akan berakhir dengan cerita kehancuran.
Terkadang orang merasa tinggi hati kemudian menyombongkan diri karena memiliki jabatan kekayaan ketenaran dan itu semua membuat dia merasa bahwa dia bisa melakukan segalanya mewujudkan semua hal yang dia inginkan dan menghancurkan semua hal yang tidak dia sukai bahkan tidak ragu menghalalkan segala cara bertindak sewenang-wenang dan melewati batas.
Begitu juga apa yang telah dilakukan Ferdy Sambo, Ferdy Sambo melakukan kejahatan di luar batas dengan menghilangkan nyawa orang lain didasari atas perasaan berkuasa karena dia punya kekuasaan dia merasa tidak akan ada orang yang berani menghalangi tidak akan ada orang yang bisa menggagalkan keinginannya.
Ia merasa bahwa semua itu bisa diatur dari semua cerita kesombongan dan kehancuran itu pada akhirnya kebenaranlah yang akan memenangkan pertarungan. Selemah apa pun kebenaran itu, sesedikit apapun pengikut dari kebenaran itu kebenaran pada akhirnya akan menang. Pada awalnya mungkin kejahatan akan terlihat lebih menguasai pertarungan tapi biasanya tidak akan bertahan lama kemudian dia akan terkalahkan.
Baca Juga: Langkah Perlahan Keluar Dari Zona Nyaman
Seperti pada kasus Ferdy Sambo pada mulanya Ferdy Sambo terlihat menguasai skenario-skenario tentang polisi yang saling tembak menembak tampak meyakinkan namun dalam perjalanannya keganjilan keganjilan mulai tampak dan akhirnya kebenaran terungkap bahwa Ferdy Sambo la aktor utama pembunuhan Brigadir J.
Kita belajar untuk memulai dari akhir kesadaran paling awal yang harus kita bangun adalah bahwa kebaikan dan kebenaran itu akan selalu menang selemah apapun diri kita sekarang, setidak beruntung apapun kita hari ini, kita harus percaya bahwa kebaikan akan selalu menang.
Mulai semua hal kita dengan niat baik berawal dari niat yang baik kita akan lebih bersabar. Bersabar dalam waktu, bersabar dalam menahan beban dan dengan niat baik hati kita akan kuat untuk menjauhi cara-cara instan dan menghalalkan segala cara.
Baca Juga: Fenomena Suka Healing Generasi Sekarang
Dengan kesabaran kita akan tumbuh dan menempuh proses kemudian sedikit demi sedikit sampailah kita pada puncak kesuksesan kita semua yang kita inginkan tercapai. Kita kemudian menjadi orang yang dikenal berkuasa pada titik ini semua hal seakan menjadi sangat mudah tetapi pada titik ini juga ini adalah titik yang rentan sangat rentan untuk tergelincir pada satu sifat yaitu kesombongan.
Saat kita dipuncak banyak sekali orang yang ingin memanjat menjadi seperti kita, membuat pohon kita berguncang, tumbuhan kita di atas menjadi bergoyang, dan bisa jadi kemudian kita terjatuh ke dasar lagi tapi itu semua nggak masalah buat diri kita karena kita sadar bahwa semua itu dipergilirkan dalam keadaan terpuruk dalam keadaan sukses menjadi tidak masalah karena kita sadar bahwa hidup itu tidak kekal. Jatuh dan bangkit menjadi hal yang seperti tidak ada bedanya karena kebaikan dan kebenaran lah yang sedang kita bawa.