Manusia Terkena Penyakit Karena Dua Hal

Manusia Terkena Penyakit Karena Dua Hal

Manusia terkena penyakit dari mulutnya karena dua hal, kalau tidak dari makanannya ya dari perkataannya. Berbicara menjadi cerminan dari kedewasaan seseorang dimana kemampuan dalam memelihara dan menjaga bicara menjadikan ia memiliki kepribadian yang baik.

Itulah sebabnya mengapa ketika akan berbicara harus mempertimbangkan baik buruknya, pertimbangkan apa yang akan terjadi atau sebaliknya hal tersebut akan merusak citra dan jati diri kita, pertanyakan terleih dahulu pada hati apakah kata-kata tersebut baik untuk diucapkan.

Setiap berbicara akan menimbulkan kesan, ketika kita berbicara yang menyakiti hati seseorang maka akan menimbulkan kesan yang buruk terhadap kita walaupun kita telah meminta maaf bahkan ribuan kali, mulut bisa saja memaafkan tapi hatilah yang tergores oleh ucapan kita.

Itulah mengapa berbicara merupakan sebuah cerminan dari kedewasaan seseorang. Sejak kita diahirkkan dari perut seorang ibu maka hakikatnya kita sebagai manusia makhluk sosial selain dari manusia sebagai makhluk tuhan dan makhluk individu, itulah sebabnya kita membutuhkan orang lain untuk hidup.

Berbicara sudah menjadi nasi dari salah satu bentuk interaksi antar manusia, agar orang lain memahami karakter kita dan sebaliknya selain itu juga berbicara sebagai pengungkapan ide dan ekspersi dalam diri kita.

Dengan berbicara kita sebagai manusia mampu mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan dalam diri kita, sehingga kemampuan berbicara menjadikan sebuah keterampilan dalam mengolah bahasa atau kata-kata.

Namun bagaimana ketika kita harus berhenti berbicara atau ketika kita berbicara itu tak lagi bermakna dan ketika diminta berhenti berbicara, maka diam adalah pilihan yang bijak dan baik.

Memang benar setiap manusia punya hak untuk berbicara, setiap orang punya hak untuk berpendapat, setiap orang punya hak untuk mengeluarkan keluh kesahnya pada orang lain, bahkan sejak kita dilahirkan kita sudah mempunyai hak untuk berbiicara tak seorang pun dapat mengambil hak tersebut.

Bukan hanya kita hidup dinegara dengan asas demokrasi tapi itu sudah menjadi hak dan ketentuan kita yang diberikan oleh tuhan yang harus terpenuhi.

Namun kita adalah manusia yang berfikir tak semua harus diluapkan dengan kata kata, tentunya kita pernah melihat orang ketika sedang marah semua hal yang ada didalam pikirannya diluapkan begitu saja entah itu toxic atau kata-kata ancaman atau bahkan kita sendiri yang melakukannya tanpa berfikir untuk apa kita berbicara seperti itu, apakah ada maknanya atau tidak.

Lantas apa yang harus kita lakukan ketika sedang seperti itu, apakah kita harus membalas dengan perkataan yang lebih keras kepada orang yang sedang marah, tentu saja tidak, yang harus kita lakukan adalah diam entah orang lain sedang marah atau pun ketika kita sedang marah sekalipun.

Mengapa demikian, kerena kata-kata yang telah terucap tidak dapat ditarik kembali bukan seperti sebuah chatting di whatsapp yang bisa ditarik kembali ketika kita salah ketik.

Pastinya muncul dibenak pikiran kita mengapa harus diam, apa ada yang salah dalam perkataan kita sehingga kita harus diam.

Itulah beberapa hal yang sering kita temukan atau bahkan terjadi pada diri kita sendiri namun dilain sisi kita tidak mengetahui makna dari diam itu sendiri atau bahkan tidak pernah menyadari apakah yang kita bicarakan, apa yang kita ucapkan pada orang lain itu mengandung makna tau tidak, benar atau salah, menyakiti atau tidak.

Pada dasar diam itu sendiri yang sejatinya mempunyai manfaat dan keburukan bagi kita ketika tidak menempatkannya yang tepat. Padahal itu hal yang sepele ya kan? Tanpa perlu kita berlatih, tanpa sekolah sampai jadi profesor bahkan.

Tapi lain halnya sama lawan dari diam yakni bicara, bicara ada sekolahnya, harus berlatih sampai jadi orang yang punya public speaking yang baik. diam dijaman sekarang sudah menjadi seperti anak tiri, selalu dipojokkan dan dikambing hitamkan.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url