Terburu-buru Menjadi Dewasa
Dulu sewaktu kecil aku ingin cepat-cepat menjadi dewasa Mungkin kalian juga begitu melihat kakak-kakak begitu bebas keluar rumah dan pulang larut malam tidak ada kewajiban untuk tidur siang dan bisa membeli apa-apa dengan uang sendiri. Rasa-rasanya dengan menjadi dewasa kita lepas dari segala aturan. “bu kapan aku bisa jadi dewasa” Tanyaku suatu hari “Kenapa kau bertanya seperti itu” “enggak sabar” Ibu cuman tertawa kecil tidak ada jawaban itu aku pun semakin yakin bahwa dewasa adalah fase kehidupan yang menyenangkan.
Sebelum aku beranjak ke sekolah Ibu berpesan sedikit entah apa maknanya aku yang masih bocah tidak mengerti katanya “kamu tidak perlu terburu-buru nak” belasan tahun kemudian ketika tubuh sudah meninggi dan tanggungjawab semakin membengkak di pundak. Aku merenungi kembali pesan itu, aku sudah tidak bisa lagi bertanya kepada ibu.
“Tidak perlu terburu-buru” Hanya kata-kata itu yang tersisa dan terus mengiang tiada henti diantara tugas-tugas yang menumpuk, pertemuan yang harus ditepati serta mimpi yang belum terwujud. Ternyata menjadi dewasa berarti terjun kedalam arena balapan seolah-olah semua orang berlomba untuk berada di depan dan tidak ragu untuk saling menggilas.
Baca juga: Diri Kita Sendiri Yang Menciptakan Kebahagiaan
Dikehidupan orang dewasa tampaknya waktu bekerja dalam tempo yang berbeda sedikit ruang sesak bukan kepalang. Aku lalu mengambil jeda menyisihkan sedikit momen untuk rebah, aku mematikan telepon dan menutup laptop tidak ada lagu.
Kini disekitarku hanya Hening kalau diingat-ingat sudah lama sekali rasanya aku tidak menikmati setiap detik yang berdetik, Setiap nafas yang berhembus, tirai jendela kamar menari-nari ditiup angin sesekali cahaya matahari mengintip masuk. Damai. Damai sekali, barangkali inilah yang Ibu maksud Ketika aku kecil dia berpesan supaya aku tidak perlu terburu-buru untuk menjadi dewasa.
Mungkin dia sudah paham bahwa kehidupan orang dewasa tidak semenyenangkan seperti apa yang aku harapkan. Bahkan, Nikmatilah segalanya selagi masih ada kesempatan untuk menjadi anak kecil dan yang terpenting nikmatilah waktu tak perlu terburu-buru untuk menjadi bahkan mencapai apapun.
Baca juga: Overthinking Terhadap Masa Depan
Adakalanya manusia berlari mengejar sesuatu sebab diburu oleh sesuatu yang lain dan apabila tidak ikut berpacu kita dianggap gagal dicap sebagai seorang pecundang padahal mungkin saja jika kita berhenti perlombaan itu akan segera selesai, mungkin saja perlombaan itu bukan buat kita dan selama ini kita hanya terjebak dalam arus yang membunuh diri sendiri toh tidak ada salahnya untuk menepi dan menyepi hidup tak lantas berakhir begitu saja ketika kita mengambil jeda.
Lagi pula Kapan terakhir kali telinga ini mendengarkan diri sendiri? Pernahkah tangan ini memeluk diri sendiri?. Buat apa juga sampai di tujuan dengan jiwa yang berantakan? pada akhirnya kita akan selalu membutuhkan ruang yang kedap untuk bisa mengatur ulang semuanya, mulai dari detak jantung hela nafas hingga tujuan, kita tidak perlu terburu-buru, kita tidak harus selalu memburu.