Mengatasi Stress Tanpa Healing

Mengatasi Stress Tanpa Healing

Kita kemaren udah bahas fenomena suka healing generasi sekarang nah sekarang kita bahas gimana caranya mengatasi stress tanpa healing? Mengatasi stress tanpa healing itu banyak caranya dan semua orang punya cara yang berbeda-beda untuk mengatasinya.

Well Jawabannya jelas yang pertama kamu harus tau sebenarnya bahwa yang kita kenal sekarang yang menjadi persepsi banyak orang tentang healing kayak liburan, istirahat dan sebagainya itu hanya salah satu jenis penanganan masalah. Cuman salah satu jenis stress coping dan ini enggak cocok buat semua bisa jadi kita butuh tapi nggak cocok buat semua sebenarnya bisa jadi nggak cocok.

Emotion Focused Coping

Nah healing yang kita kenal sekarang itu namanya itu ada strateginya sebenarnya secara saintifik namanya adalah emotion-focused coping nah ini yang perlu tau emotion-focused coping tuh apa sih dan apa bisa mengatasi stress tanpa healing?. Emotion-focused coping adalah penanganan stress atau masalah yang fokus ke emosi.

Jadi masalahnya apa di strategi ini kita fokus buat ngurangin stress atau nyelesain masalah dengan mengalihkan perhatian kita dari sumber masalah. Maksudnya gimana? Jadi gini kalau ada masalah kita ngapain, ya kita journaling ya kita meditasi kita praktek mindfulness, kita mungkin nangis, curhat ke temen atau bahkan mungkin ikut mentoring untuk membantu kita lebih baik dan bisa bisa mengatasi stress tanpa healing.

Jadi sebenarnya bukan cuma liburan cuti dari sebagainya tapi balik lagi intinya fokusnya adalah ngurangin stress tanpa healing dengan menenangkan diri dengan kabur sejenak lah mungkin bisa dibilang ya dari masalah kita fokus ke emosi dulu aja emosinya biar tenang dulu gitu.

Nah tapi yang jadi kelemahannya adalah biasanya masalahnya nggak selesai-selesai gimana? katanya bisa mengatasi stress tanpa healing?. Jadi gini kalau misalnya kamu ada masalah kuliah anggap aja kamu males ya dan kamu kesulitan belajarlah anggap aja mungkin salah jurusan deh, cobain deh yang namanya emotion-focused coping ketika kamu nyoba ini misalnya ngelakuin yang namanya relaksasi kamu dengerin musik kamu tidur, kamu makan kamu nongkrong bareng temen gitu bisa mengatasi stress tanpa healing.

Ya intinya kamu ya nyoba healing lah dalam tanda kutip. kamu lakuin itu mungkin akan menenangkan diri kamu, nggak salah kadang kita butuh itu tapi yang jadi pertanyaan adalah apakah masalah sulit belajar akan hilang? Salah jurusannya hilang atau nggak? Nggak juga sih karena kamu hanya ngelakuin sesuatu yang menenangkan diri kamu.

Baca juga: Overthinking Terhadap Masa Depan

Kalau misalnya kamu ada masalah sama pacar kamu anggap aja kamu sama pasangan ada masalah nih terus kamu kabur sejenak buat healing atau kamu sama pacar kisahnya beruntung enggak ngomongin masalah itu terus liburan apakah masalahnya tiba-tiba hilang enggak juga.

Sama juga dengan masalah yang misalnya ada masa di kerjaan sama atas kamu memilih untuk curhat sama temen apakah masa kerjanya hilang enggak juga nah disinilah emotion-focused coping itu enggak cukup jadi ada berbagai macam masalah tanpa healing kita juga perlu untuk menghadapi masalahnya.

Problem Focused Coping

Nah ini strategi yang kedua untuk bisa mengatasi stress tanpa healing namanya Adalah problem-focused coping fokus penanganan masalahnya kalau yang tadi fokusnya ke emosi kalau sekarang fokusnya ke problem sesuai dengan namanya ya.

Jadi gini kalau lo stress sama sesuatu atau ada masalah ya kamu nyoba menghilangkan sumber stres itu dengan cara lu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya tanpa healing.

Contohnya kuliah kamu stres banget UAS atau stress ngerjain kerjaan baru di kantor, solusinya ya kalau menurut Problem focused coping apa? ya selesai pekerjaannya atau kalau UAS ya belajar gitu, ya biar nilainya bagus biar kamu nggak stres lagi.

Kalau misalnya kamu ada masalah sama pasangan ya komukasiin plus selesaiin masalahnya kalau enggak bisa gimana ya identifikasi emang apa sih yang kurang kalau misalnya ternyata lalu nggak bisa komunikasi sama pacar lu gimana problem-focused copingnya?

Baca juga: Diri Kita Sendiri Yang Menciptakan Kebahagiaan

Ya misalnya nih ikut webinar komunikasi asertif gitu, misal kamu males ya kamu ikut webinar melawan rasa males, nonton YouTube, itu sebenarnya salah satu cara untuk problem-focused coping lalu selesaiin masalah itu yaitu pelaku fokus coping tanpa healing.

Bedanya Adalah fokusnya ya! yang satu fokus menenangkan diri yang satu fokus menyelesaikan masalahnya langsung. Terus yang lebih bagus yang mana yang bisa mengatasi stress tanpa healing?

Well sebenarnya Sebenarnya kalau dengan masalah yang minta dia yang udah kesebar di main Face itu biar masalah kita dengan kuliah bisa keluar lebih cepet. Misal dengan ikut ya webinar manajemen waktu, webinar fashion mungkin kalau misalnya dia ngerasa jurusan dan lain sebagainya.

Kalau aku boleh memihak meskipun sebenarnya enggak bisa memihak, ya tentu Bagusan problem focused coping buat mengatasi stress tanpa healing. Kalau menurut aku ya karena pertama masanya bisa keluar cepet kedua kamu tanpa healing gak perlu banyak waktu kebuang, kerjaan kamu bisa kelar secara efektif.

Kalau aku boleh memihak, aku akan memilih yang program fokus tapi sebenernya nggak bisa juga kita ninggalin yang namanya emotion-focused coping bisa dibilang bahkan kita butuh keduanya setiap saat buat bisa mengatasi stress tanpa healing.

Bahkan ada juga kok masalah-masalah yang problem-focused coping tuh nggak bisa nyelesain itu, kok ada sih masalah nggak bisa diselesain. Contohnya ya gua kasih contoh amit-amit ya itu wallahualam misalnya orang terdekatmu meninggal terus kamu harus Ngapain? Solusi terbaik adalah healing karena masalahnya tentu gak bisa diselesaiin.

Baca juga: Runtuhnya Moral Generasi sekarang karna TikTok

Emang apa yang bisa diselesaiin dari orang terdekat meninggal yang bisa di selesaiin tanpa healing adalah kamu dengan emosi kamu itu masalahnya kan enggak bisa diselesain.

Tapi kalau masalahnya adalah kuliah ya bisa dipelajari tanpa healing, tapi kan nggak semua orang punya kepribadian dan ketenangan yang sama kan dalam menghadapi masalah dan nggak semua orang bisa mengatasi stress tanpa healing.

Ada yang mungkin butuh waktu sehari, ada yang mungkin butuh lima menit aja gitu karena misalnya udah belajar dan latihan jadi cuma butuh waktu semenit juga bisa misalkan udah mentoring bisa aja.

Ada orang-orang semacam kayak gitu yang udah punya ketenangan hati, kekuatan mental yang seperti itu tapi kan banyak orang yang enggak juga. Jadi kalau ditanya Apakah si mahasiswa 21 tahun ini salah?

Apakah generasi kita manja menurut aku bisa dibilang aku lebih condong ke enggak sih, Kenapa? karena ya perasaan banyak orang ini yang juga butuh self healing itu valid juga.

Kita nggak bisa tahu juga apa yang dia rasain gitu tapi apakah aku setuju bahwa healing butuh enam bulan gitu dan cuti kuliah misalnya ya tergantung situasi dan kondisi tentunya.

Tapi kalau dalam kondisi normal kondisi yang Everest rata-rata kalau kita di hadapan dengan masa stres kuliah ya menurut aku sih nggak perlu 6 bulan ya bisa disesuaikan dengan waktu lebih singkat jadi kalau bisa sih lebih singkat kalau gua boleh berpendapat ya dan kita juga bisa mengatasi stress tanpa healing dengan ngelakuin strategi problem focused coping.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url