Runtuhnya Moral Generasi sekarang karna TikTok
Perkembangan digital yang terus meningkat setiap harinya menjadi tak terkendalikan, setiap hari selalu ada yang muncul dipermukaan untuk diperbincangkan. Dunia saat ni sedang demam dengan sebuah aplikasi yaitu tiktok yang berasal dari negara china dan aplikasi ini sagat diminati diindonesia saat ini mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang tua.
Kemunculan tiktok di tahun 2018 sempat mendapat bully-an dari nitizen indonesia dan sempat diblokir oleh pemerintah dengan dalih aplikasi tersebut tidak mendidik, sebenarnya sampai saat ini.
Namun masa pemblokiran itu hanya dalam kurun waktu seminggu saja selepas itu tiktok tancap gas diindonesia, pengaruh dari aplikasi tersebut membuat sebuah ledakan diindonesia dengan maraknya mendownload aplikasi tersebut.
Peningkatan terus dilakukan oleh pihak pengembang, memberi kesegaran yang lebih agar pengguna terus menikmati layanan dari aplikasi tersebut. Sejak kemunculannya tiktok sudah membuat sebuah fenomena yang lebih mengerikan dari aplikasi yang lain seperti game dan lain-lain.
Sebenarnya aplikasi ini sangat menguntungkan jika seorang pengguna menyadari dalam kontennya berbentuk edukasi atau bukan. Banyak memang yang membuat sebuah konten tiktok yang berbentuk edukasi dari jutaan pengguna namun jika dibandingkan dengan yang lain mungkin 1000:1.
Kok bisa begitu? Kenapa? Bagaimana tidak, mereka meng-upload konten dengan mempertontonkan lekuk tubuh, aktivitas pacaran atau bisa disebut dengan (ke-uwuan) dan berbagai macam konten yang tidak layak dibagikan secara umum.
Kita bisa melihat dengan jelas bagaimana perubahan remaja sekarang, berdiri didepan kamera dengan senang menampilkan bagian tubuh dengan goyang yang berlenggak lenggok dan yang lebih mirinya lagi ternyata itu menjadi sebuah kebanggaan ketika banyak yang melihat dan banyak yang share.
Itu dari sisi perempuan yang lebih miris lagi yakni laki-laki melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan perempuan melenggak lenggokkan badan dan sebagainya.
Dimana moral anak bangsa sekarang?
Tak bisa disalahkan memang ketika sudah berbicara hak asasi manusia, namun kita adalah menusia yang diberikan sebuah akal dan pikiran bukan hanya nafsu saja. Jika kita berbicara tentang budaya maka kita sudah menjauh dari budaya kita sebagai orang indonesia yang
dikenal ramah tamah tak kenal neko-neko kalau kata orang jawa dan terlebih lagi kita orang timur yang tak seharusnya seperti itu. Budaya timur lebih condong pada wujud budaya yang mengutamakan norma kesopanan dengan aturan tertentu. Apakah budaya timur sekarang sudah tidak ada? Anda yang bisa menjawabnya!.
Ketika mengkaitkan agama dengan perkara yang seperti ini, kiranya agama tak pernah berhenti memberikan sebuah nasehat pada kaum remaja saat ini. Bagaimana kerasnya pekikan pemuka agama yang selalu menyerukan tentang akhlak dan selalu diperintahkan menjaga aurat.
Kita implementasikan dalam kehidupan sehari hari, seekor kucing itu tidak akan mengendus untuk mencari keberadaan aroma sebuah daging jikalau daging itu tidak terbuka dan daging itu adalah kalian yang senang mempertontonkan tubuh didepan kamera dan jangan pernah menghukum kucing yang lapar itu karena kejahatan saat ini lebih transparan.
Jika kita mempertanyakan kenapa pemerintah tidak menutup atau meblokir aplikasi ini jawabanya kita akan kalah ketika semua beralasan tentang ekonomi dan akhirnya moral serta akhlak yang dikorbankan karena ekonomi lebih menguntungkan. Lalu apa yang salah dengan aplikasi tiktok ini?
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan platform video musik satu ini. Asalkan kita pandai menggunakannya dengan benar. Media sosial apapun harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menyampaikan sebuah edukasi untuk masyarakat. Akan tetapi, aplikasi ini banyak disalahgunakan oleh berbagai kalangan.